Tidak ada satupun
aspek kehidupan yang bisa luput dari adanya tata tertib, karena tata tertib
memiliki peran yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Seperti dalam
sekolah-sekolah, tata tertib sangat dibutuhkan untuk menciptakan adanya
kedisiplinan dan keteraturan dalam sekolah. Dalam kehidupan persekolahan, keteraturan
ini dapat berupa penggunaan dan pemeliharaan sarana prasarana sekolah,
penggunaan waktu belajar mengajar, pergaulan dalam lingkungan sekolah,
pengelolaan administrasi, serta mengatur hubungan dengan masyarakat
lingkungannya.
MAN Yogyakarta 1
memiliki tata tertib yang berfungsi untuk menciptakan adanya suatu kedisiplinan
dalam sekolah, sehingga tata tertib juga menjadi pedoman bagi sekolah untuk
menciptakan suasana dan keadaan yang
tertib, aman dan teratur sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang
bersifat negatif. Selain itu tata tertib juga berfungsi untuk mengatur tingkah
laku dan sikap yang dimiliki peserta didik. Dalam tata tertib sekolah ini
berisi hal-hal yang diwajibkan untuk siswa, hal-hal yang dianjurkan, hal-hal
yang tidak boleh dilakukan, serta hukuman bagi siswa yang melanggar. Fungsi
tata tertib yang meliputi berbagai macam hal inilah yang kemudian membuat tata
tertib memiliki peran yang penting dalam dunia persekolahan.
Salah satu komponen
yang menyusun tata tertib MAN Yogyakarta 1 adalah presensi atau daftar
kehadiran siswa. Presensi di sini adalah suatu kegiatan mencatat kehadiran setiap
siswa di sekolah. Tujuan adanya presensi secara umum adalah untuk mengetahui
kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik, perizinan untuk tidak masuk
sekolah atau meninggalkan pelajaran, serta menertibkan siswa dan siswi agar
selalu hadir di sekolah tepat waktu dan memastikan apakah siswa atau siswi
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara efektif. Sehingga presensi memiliki
peran yang sangat penting dalam ketertiban sekolah ini. Di MAN Yogyakarta 1
terdapat presensi utama yang dilaksanakan ketika siswa dan siswi hadir di
sekolah, sebelum bel masuk dibunyikan. Untuk memudahkan, maka sekolah ini
menggunakan sistem presensi digital dengan kartu pelajar.
Selain terkesan
lebih modern, ada juga beberapa keuntungan lainnya yaitu lebih praktis, lebih
cepat, dan lebih jelas. Tidak perlu seorang guru atau petugas untuk mengawasi
kegiatan presensi ini, karena bagi yang tidak absen atau memang tidak hadir
maka secara otomatis akan tercatat. Siswa dan siswi tidak perlu mengantri
terlalu lama karena untuk absen tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup
meletakkan kartu pelajar di atas sinar merah sampai mesin berbunyi. Kesalahan
dan kekeliriuan yang dapat terjadi juga sangat kecil kemungkinannya.
Di samping itu, ada
juga kekurangan dalam pemakaian sistem presensi digital ini. Diantaranya jika
sekolah sedang dalam keadaan mati listrik maka sistem presensi digital juga
tidak dapat dijalankan. Sehingga presensi utama akan sulit untuk dilakukan.
Untuk menghindari itu terjadi, maka sekolah harus lebih memperhatikan
penggunaan listriknya agar stabil dan tidak menimbulkan mati listrik.
Bagi siswa atau
siswi yang kehilangan atau kartu pelajarnya rusak, maka dapat melapor ke guru
bagian ketertiban untuk membuat atau mengganti kartu pelajar dengan yang baru.
Sehingga tidak ada lagi alasan bagi siswa dan siswi untuk tidak melaksanakan
presensi digital. Untuk lebih menegaskan presensi digital ini, sekolah memberi
kebijakan untuk alasan kartu pelajar yang tertinggal hanya boleh diberikan
sebanyak dua kali, yang ketiga dan seterusnya akan tercatat alfa atau tidak hadir. Dan
apabila seorang siswa atau siswi tercatat alfa, maka poin yang diberikan kepada
anak tersebut adalah sepuluh. Sedangkan ketidak hadiran tepat waktu akan diberi
poin empat.
Kemudahan dan
sanksi yang diberikan dalam presensi digital ini bertujuan agar kita sebagai
siswa dan siswi MAN Yogyakarta 1 bisa tertib dan disiplin dalam melaksanakan
peraturan-peraturan yang diberikan sekolah. Karena orang yang tertib dan
disiplin adalah ciri-ciri orang sukses!
0 komentar:
Posting Komentar